Sebenarnya koleksi lagu bercorak Campursari Dangdut itu sudah ada
sebelum lahirnya koplo. Dan sebenarnya juga genre ini bisa dikatakan
sama dengan Danggdut itu sendiri. Perbedaannya hanya terletak pada
bahasa yang digunakan dalam syair atau lirik tembang tersebut yaitu
bahasa jawa. Sedangkan strukutur musik dan arransemennya bisa dikatakan
sama.
Jika Campusrari Langgam yang mempopulerkan adalah (alm) Manthous dengan
koleksi tembang yang melejit seperti. Yen Ing Tawang Ono Lintang, Rondo
Kempling, Ngidam Sari dan sebagainya, maka untuk jenis lagu campursari
Dangdut yang mempopulerkannya adalah Didi Kempot,
Nurhana, Cici Sahita dan lainnya. Bahkan kalau tidak salah, Nurhanna
populer terlebih dulu dibandingkan Didi Kempot melalui koleksi album
Lingsir Wengi (1998), Kusumaning Ati, Wes-ewes, dan sebagainya. Lalu di
awal tahun 2000an Didi menyusul dengan album perdananya di genre ini
dengan judul Stasiun Balapan yang begitu menggebrak.
Setelah populernya aliran koplo di Jawa Tengah, Jogja dan tentunya
basisnya Jawa Timur, perlahan tapi pasti unsur ini pun merasuk dalam
lagu campursari Dangdut, baik daur ulang maupun produksi album baru
seperti Blebes, Jambu Alas, Iwak Peyek dan sebagainya. Artis pedatang
baru di genre campur-koplo ini pun bermunculan seperti Sony Josz, Cak
Diqin, Sodiq, Brodin, Wiwik Sagita, Eni Sagita, dll. Dan sekarang ini
hampir semua grup akan meng-koplo tembang yang sebenarnya berasal dari
campusari langgam dan Dandut itu sendiri. Jadi tak heran jika
tembang-tembang baru yang muncul pasca lahirnya aliran koplo akan
dikoplo juga oleh arranger, contoh Denpasar Arjosari, Iwak Peyek, Ngamen
1, Ngamen 2, hingga Leren Ngamen, Ngidam Penthol, Oplosan, Pokoke Joget
pun bercorak koplo.
Jadi, berdasarkan sejarah dan perkembangannya, koleksi lagu Campursari
Dangdut pilihan yang saya suguhkan di blog tercinta ini ada dua jenis,
yaitu Pra dan Pasca lahirnya koplo.
Koleksi Lagu Campursari Pra-Koplo
- Stasiun Balapan - Didi Kempot
- Lingsir Wengi - Nurhana
- Kusumaning Ati - Nurhana
- Wes Ewes eWes - Nurhana
- Anoman Obong - Mamik Melani
- Perahu Layar - Nurhana
- Sewu Kutho - Didi Kempot
- Cintaku Sekonyong-konyong Koder
- Joko Lelur
- Tanjung Mas Ninggal Janji
- Tanjung Perak
- Ke Taman Asmoro
- Kuncung - Basuki
- Mawar Biru
- Keno Godho
- Cucakrowo
- Senthir Lengo Potro
- Mas Joko
- Sakit Rindu
- Nunut Ngiyup
- Bojo Loro - Cici Sahita
- Layang Kangen
- Rondo Kempling
- Mendem Wedok'an
- Sido Opo Ora
- Sido Rondo
- Taman Jurug
- Terminal Tirtonadi
- Ojo Sembrono
- Ojo Diplerok'i
Pasca Koplo
- Mblebes
- Jambu Alas
- Denpasar Arjosari
- Angge Angge Orong Orong
- Slenco
- Jaket Iki
- Ngamen 2
- Ngamen 5
- Oplosan
- Pokoke Joget
- Iwak Peyek
- Perawan Kalimantan
- Alun-Alun Nganjuk
- Mr. Mendem
- Wedi Karo Bojomu
- Wedhus
- Turu Neng Dadane
- Mendem Kangen
- Ngidam Penthol
- Penthil Kecakot
- Sri Minggat
- Tak Tunggu Balimu
- Njaluk Pegat
- Bojoku Nakal Saiki
- Ilat Tanpo Balung
- Aku Rapopo Jupe
- Tragedi Tali Kutang
- Aku Rapopo Sodiq
- Cinta Tak Terpisahkan
- Layang Sworo
- Dedel Duwel - Brodin - New Palapa
- Loro Ora Penak, Penak Ora Loro - Brodin ft Elsa - New Palapa
- Tembang Tresno - Devi Aldiva
- Ora Biso Turu - Via Vallen - Download - Lagu unggulan dan sedang hits
Jika ada yang tanya kenapa TKW gak masuk dalam daftar padahal cukup populer dan terkenal?, karena memang tembang itu bukan cmpursrari-dandut. Struktur musik (aransemen) dan juga syair yang digunakan berbahasa Indonesia. So, TKW lebih identik dengan Dagdut klasik.
Sumber http://dangdutlengkap.blogspot.com/2014/08/koleksi-lagu-campursari-dangdut-pilihan.html
0 komentar:
Posting Komentar